Jumat, 08 Januari 2010

Tips Bore Up Mesin 100 cc

Mendongkrak tenaga mesin Honda 100cc itu susah-susah gampang. penyebabnya, jarak keempat baut silinder terlalu dekat dengan liner atau boring. karena terlalu dekat, susah untuk dibore up gede-gedean, itu karena pilihan diameter piston pengganti jadi terbatas.
kalo enggak tahu cara mengakalinya, memang begitu. tanpa geser baut mesin, paling besar hanya bisa pakai piston 54-55 mm. itu pun, boring sudah tipis dan mesin jadi cepat panas.
untuk mengakali masalah ini, honda legenda dengan 100cc bisa adopsi piston honda Sonic dengan diameter piston 58 – 60mm.
yang mesti dilakukan pertama kali adalah bongkar seluruh mesin, artinya bagian crankcase juga ikut dibuka.
setelah itu, bubut bagian mulut crankcase yang menghadap pantat blok silinder sebanyak 3mm. bagian crankcase tetap kudu dibubut agar boring baru bisa masuk.





kemudian lanjut ke silinder blok sendiri, sebelum memasang atau menentukan liner piston baru, kudu bilang ke tukang bubut, jelaskan papas bagian blok yang punya jarak renggang dengan baut blok sebanyak 2 mm.
jika langkah pertama sudah, lanjut membubut bagian blok yang berjarak lebih rapat. minta ke tukang bubut untuk menyamakan diameter agar berbentuk bulat sepenuhnya.





tapi tukang bubut pasti sudah tahu harus bagaimana selanjutnnya, karena mereka juga biasanya sudah berpengalaman.
nah… setelah itu baru pasang liner baru dengan diameter 60,5 mm, lalu tinggal pasang piston. mau ukuran 58 atau 60 mm, tinggal tentukan sesuai kebutuhan.
setelah semua proses diatas dilakukan, sudah tentu kompresi melonjak dan tenaga lebih yahut…, karena kompresi tinggi, maka alangkah baiknya jika menggunakan bahan bakar dengan angka oktan tinggi, untuk menghindari ngelitik karena knocking.

Rabu, 06 Januari 2010

Materi Menejemen Proyek Dan Resiko

Materi Manajemen Proyek Dan Resiko

Manajemen proyek adalah penerapan dari pengetahuan, ketrampilan, tools and techniques pada aktivitas-aktivitas proyek supaya persyaratan dan kebutuhan dari proyek terpenuhi. Proses-proses dari manajemen proyek dapat dikelompokkan dalam lima kelompok yaitu : initiating process, planning process, executing process, controlling process dan closing process.

Setiap proyek harus memiliki start dan finish yang jelas, sekumpulan aktivitas yang berurutan diantara dua kejadian itu, berikut adanya suatu sasaran tertentu. Suatu proyek adalah suatu usaha sementara yang dilaksanakan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang unik. Sementara diartikan bahwa setiap proyek memiliki tanggal mulai dan selesai yang tertentu. Unik diartikan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan adalah berbeda dari produk atau jasa sejenis lainnya. Tidak ada dua proyek yang 100% sama.

Manajemen resiko
adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan risk manajemen melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).

Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi :

• Risiko Operasional
• Risiko Hazard
• Risiko Finansial
• Risiko Strategik

Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi Korporasi (Enterprise Risk Management)
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring dan evaluasi.

Artikel Menejemen Proyek Dan Resiko Pembangunan Intranet

Manajemen Proyek Dan Resiko Pembangunan Intranet

Abstrak

Setiap beberapa tahun teknologi baru selalu datang ke dunia sistem informasi. Teknologi terbaru membutuhkan investasi waktu, uang dan usaha yang cukup besar bagi suatu organisasi. Kini teknologi Intranet telah datang dan mulai dan makin populer.
Hal yang mendorong penggunaan Intranet adalah kebutuhan akan informasi. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 103 eksekutive sistem informasi yang memiliki 500 pegawai. Mereka memprioritaskan penggunaan Intranet untuk menyebarkan manual, katalog, daftar barang, menyediakan human relation, dan informasi pekerjaan, menawarkan jasa email, dan mengadakan suatu revisi dokumen secara bersama-sama.

Pendahuluan


Setiap beberapa tahun teknologi baru selalu datang ke dunia sistem informasi. Teknologi terbaru membutuhkan investasi waktu, uang dan usaha yang cukup besar bagi suatu organisasi. Kini teknologi Intranet telah datang dan mulai dan makin populer.
Hal yang mendorong penggunaan Intranet adalah kebutuhan akan informasi. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 103 eksekutive sistem informasi yang memiliki 500 pegawai. Mereka memprioritaskan penggunaan Intranet untuk menyebarkan manual, katalog, daftar barang, menyediakan human relation, dan informasi pekerjaan, menawarkan jasa email, dan mengadakan suatu revisi dokumen secara bersama-sama.

Alasan tersebut ditambah beberapa alasan antara lain :

• Komunikasi yang lebih baik antar pegawai
• Biaya pengembangan dan perawatan yang lebih murah dibanding teknologi client server biasa.
• Keinginan untuk menaikkan rasa kepemilikian data, dan tanggungjawab pengguna.
• Keinginan untuk menggunakan protokol yang terbuka.
• Mudah digunakan dan sederhana
• Mudah mendistribusikan program aplikasi ke user.
• Menaikkan akses dan distribusi informasi ke pengguna.

Sebetulnya teknologi Intranet datang bersama dengan teknologi Internet. Pada dasarnya Intranet menggunakan teknologi Internet. Perbedaannya hanyalah penggunaan firewall, suatu server yang digunakan untuk melindungi aset sistem informasi dari serangan pihak luar. Hal ini menjadikan Intranet benar-benar dapat berfungsi secara independen dari Internet. Hal lain yang membedakan Intranet dan Internet adalah dari sisi penggunanya. Intranet ditujukan bagi kalangan dalam (organisasi itu sendiri). Sedangkan situs Internet ditujukan bagi pihak luar organisasi tersebut.
Pada saat ini teknologi Intranet, telah mengalahkan popularitas teknologi client-server tradisional. Setiap orang dan perusahaan berlomba-lomba memanfaatkan teknologi ini. Hingga sebagian besar melupakan satu hal yang paling penting dalam era client-server

Pembahasan

Manajemen Proyek



Komponen pembentuk Intranet pada dasarnya sama dengan komponen pembentuk Internet :
• Browser
• Server
• Aplikasi
• Protokol
• Bahasa pemrograman
• Client
• Perangkat bantu pengembang (development tool)
Yang menjadi tambahan pada Intranet adalah penggunaan firewall tersebut.

a. Model Intranet

Sebelum memulai proyek Intranet sering kali dihadapkan pada pertimbangan seperti :

• Apakah Intranet tersebut memiliki suatu organisasi dan tampilan yang seragam.
• Apakah tiap orang dapat meletakkan informasi sesukanya, ataukah harus diperiksa terlebih dahulu.
• Bila orang bebas meletakkan informasi sesukanya, bagaimana bila ada yang meletakkan informasi tak sesuai dengan organisasi tersebut.
• Bagaimana menghadapi perkembagan Intranet tersebut.

Model organisasi suatu Intranet dapat dibedakan menjadi :

• Model tersentralisasi, pada model yang bersifat top down ini, hanya ada satu Web Server yang dikelola secara khusus oleh unit khusus di organisasi tersebut. Seluruh web page (dokumen, form dan lain lain)d disain secara terpusat. Sehingga perubahan dokumen harus dimintakan kepada unit pengelola. Model ini memiliki alasan yang baik, yaitu bentuk dokumen yang koheren, dan standard. Juga hal ini memudahkan dalam melakukan administrasi sistem. Hanya ada satu komputer yang berfungsi sebagai server. Kekurangannya adalah sistem ini kurang terdistribusi, jadi tak ubahnya seperti sistem sentralisasi tradisional. Juga terkadang pengembangan secara sentraliasasi ini akan lambat dilaksanakan karena faktor birokratis. Permasalahan lain adalah bila, komputer server tersebut mengalami kegagalan, maka seluruh dokumen dan sistem menjadi tak dapat bekerja.

• Model desentralisasi, setiap anggota organisasi boleh mensetup Web Server dan meletakkan informasi. Pada model ini pemasangan web server bisa dilakukan pada berbagai jenis mesin, baik PC, Mac maupun UNIX. Alasan yang mendukung model ini adalah, user yang mensetup mesin tersebut adalah orang yang paling mengetahui tentang informasi di bidangnya. Pada model sentral, user tersebut harus menyesuaikan dengan standard yang ada pada team pengelola pusat. Kelebihan lainnya adalah, orang yang memiliki informasi dengan cepat dapat menyumbangkan informasi tersebut.
Kelemahan dari model ini adalah karena terlalu mudah diinstall, maka cenderung menjadi tak terorganisir dengan baik.

• Model campuran, gabungan dari model sentralisasi dan desentralisasi.
Pola organisasi pengguna Intranet lah yang akan menentukan model manakah yang paling cocok.

b. Metode Pembuatan Intranet

Metodologi merupakan element yang paling mendasar dari suatu proses bisnis. Berikut ini adalah suatu metodologi yang lazim digunakan untuk membangun suatu Intranet. Daftar ini hanya merupakan bagian Disain, sedangkan bagian yang lainnya adalah Perencanaan, Prototype, dan Implementasi.

• Definisikan kebutuhan Sistem Intranet.
• Identifikasi kebutuhan koneksi ke Internet.
• Identifikasi kebutuhan kehadiran di Internet.
• Evaluasi standard industri untuk sistem Intranet/Internet.
• Analisis cost-benefit.
• Tentukan apakah perlu mengintegrasikan jaringan internal dengan Internet.
• Identifikasikan kebutuhan pengaksesan database.
• Identifikasikan kebutuhan keamanan (security).
• Definisikan kebutuhan administrasi sistem.
• Definisikan kebutuhan dukungan teknis (technical support).
• Persiapkan definisi arsitektur sistem Intranet.
• Penyerahan dokumen.

Manajemen Resiko

Beberapa resiko dalam pembuatan proyek intranet ini adalah :
- Koneksi jaringan yang sering tergangu
- Biaya yang dibutuhkan mahal
- Membuatuhkan teknisi yang ahli dibidangnya

Kesimpulan

Intranet menggunakan teknologi Internet. Perbedaannya hanyalah penggunaan firewall, suatu server yang digunakan untuk melindungi aset sistem informasi dari serangan pihak luar. Hal ini menjadikan Intranet benar-benar dapat berfungsi secara independen sehingga proyek ini sangat cocok dipakai untuk koneksi perusahaan antar maupun dalam kota.